Welcome

Jumat, 28 September 2012

tarian di jawa

JAWA TIMUR : TARI REMO
     Tari remo adalah tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan Ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
     Tata Gerak
Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
     Tata Busana
Busana dari penari Remo ada berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan.
•    Busana Gaya Surabayan
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.
•    Busana Gaya Sawunggaling
Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.
•    Busana Gaya Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.
•    Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.
•    Busana Remo Putri
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu.
     Pengiring
Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.



 JAWA TENGAH : TARI BEDHAYA KETAWANG


  Bedhaya berasal dari bahasa Sanskerta budh yang berarti pikiran atau budi. Dalam perkembangannya kemudian berubah menjadi bedhaya atau budaya. Penggunaan istilah tersebut dikarenakan tari bedhaya diciptakan melalui proses olah fikir dan olah rasa. Pendapat lain menyatakan bahwa bedhaya berarti penari kraton, sedangkan ketawang berarti langit atau angkasa. Jadi bedhaya ketawang berarti tarian langit yang menggambarkan gerak bintang-bintang, sehingga gerakan para penarinya sangat pelan. 
Tari Bedhaya Ketawang dipercaya merupakan reaktualisasi percintaan Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati (raja pertama Dinasti Mataram Islam). Konon, tari ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kidul bersama Panembahan Senopati. Setelah Panembahan Senopati mengikat janji dengan Kanjeng Ratu Kidul, ia meminta Kanjeng Ratu Kidul datang ke Kraton Mataram untuk mengajarkan tari Bedhaya Ketawang kepada penari-penari kesayangan Panembahan Senapati. Kanjeng Ratu Kidul menyanggupi permintaan tersebut dan setiap hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) ia hadir di Kraton Mataram untuk mengajarkan tarian tersebut. Selain itu busana dan tata rias penari Bedhaya Ketawang pun diyakini sebagai ciptaan Kanjeng Ratu Kidul.
Berdasarkan kepercayaan tersebut, maka ketika tari Bedhaya Ketawang hendak dipagelarkan harus meminta ijin kepada Kanjeng Ratu Kidul sebagai pemilik tari. Untuk itu dilaksanakan ritual caos dhahar, yang merupakan manifestasi suatu kebaktian dan usaha untuk berkomunikasi dengan roh halus atau dunia gaib. Caos dhahar dilaksanakan 5 kali, yaitu pertama menghadap ke selatan ditujukan kepada Kanjeng Ratu Kidul, lalu menghadap ke utara untuk Bathari Durga, menghadap ke barat untuk Kanjeng Ratu Sekar Kedhaton, dan terakhir kembali menghadap ke selatan untuk berpamitan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Ritual tersebut dilakukan dengan harapan Kanjeng Ratu Kidul akan berkenan hadir dan turut terlibat baik dalam latihan maupun pagelaran yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu, ketika Perjanjian Giyanti membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, Kraton Surakarta meminta tari Bedhaya Ketawang sebagai pertunjukan sakral istana. Sedangkan kraton Yogyakarta, mencipta bedhaya Semang. Bedhaya Ketawang dibawakan oleh 9 penari wanita dan dianggap sebagai induk munculnya jenis tari Bedhaya lainnya. Kesembilan penari tersebut memiliki posisi masing-masing yang disebut sebagai batak, endhel ajeg, endhel weton, apit ngarep, apit mburi, apit meneng, gulu, dhadha, serta boncit. Masing-masing posisi merupakan  suatu simbol, yaitu:
•       Apit mburi: melambangkan lengan kiri 
•       Apit ngarep: melambangkan lengan kanan
•       Apit meneng: melambangkan kaki kiri
•       Batak: mewujudkan jiwa dan pikiran
•       Buncit: mewujudkan organ seks
•       Dadha: melambangkan dada
•       Endhel ajeg: mewujudkan nafsu atau keinginan hati
•       Endhel weton: melambangkan kaki kanan
•       Jangga (gulu): melambangkan leher
     
Keseluruhan penari yang berjumlah 9 orang dipercaya merupakan angka sakral yang melambangkan 9 arah mata angin. Hal ini sesuai dengan kepercayaan masyarakat Jawa pada peradaban Klasik, dimana terdapat 9 dewa yang menguasai sembilan arah mata angin yang disebut juga sebagai Nawasanga, yang terdiri dari: Wisnu (Utara), Sambu (Timur Laut), Iswara (Timur), Mahesora (Tenggara), Brahma (Selatan), Rudra (Barat Daya), Mahadewa (Barat), Sengkara (Barat Laut), dan Siwa (Tengah). Upaya mengejawantahkan 9 dewa penguasa arah mata angin dalam wujud 9 orang penari tersebut merupakan suatu simbol bahwa pada hakekatnya tari Bedhaya Ketawang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam yaitu keseimbangan antara mikrokosmos (jagat kecil) dan makrokosmos (jagat besar). Suatu konsep kosmologi yang telah mendarah daging pada masyarakat Jawa sejak berabad-abad silam.
Sebagai tarian yang sangat sacral, maka para penari Bedhaya Ketawang haruslah seorang gadis yang suci dan tidak sedang haid. Apabila sang penari sedang memperoleh haid, ia tetap diperbolehkan menari dengan meminta izin terlebih dahulu kepada Kanjeng Ratu Kidul. Untuk itu, harus dilakukan caos dhahar di Panggung Sanggabuwana, suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat pertemuan Sunan dengan Kanjeng Ratu Kidul.
   Selain suci lahiriah yang dimaknai dengan sedang tidak haid-nya seorang penari Bedhaya Ketawang, ia juga dituntut untuk suci secara batiniah. Hal ini dapat dicapai dengan menjalani puasa selama beberapa hari menjelang pagelaran. Dengan menjalani lelaku tersebut diharapkan para penari tersebut dapat membawakan tarian Bedhaya Ketawang dengan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan ada suatu beban tersendiri pada para penari. Dipercaya bahwa dalam suatu pagelaran Bedhaya Ketawang, Kanjeng Ratu Kidul akan hadir bahkan ikut menari dan apabila ada penari yang kurang baik dalam menari maka ia akan dibawa Kanjeng Ratu Kidul ke Laut Selatan. Kepercayaan ini memberikan suatu motivasi tersendiri bagi para penari, bahwa mereka harus membawakan Bedhaya Ketawang dengan sesempurna mungkin supaya tidak dibawa ke Laut Selatan.
Sebagai penyempurna tampilan para penari, maka beberapa hari menjelang pagelaran, para penari harus mempersiapkan diri antara lain dengan meratus rambut serta kain, melulur tubuh, maupun perawatan tubuh lainnya supaya aura mereka dapat terpancar sempurna sehingga memperkuat aura kesakralan dari tari itu sendiri.
   Sementara itu busana dan tata rias yang dikenakan penari dalam pagelaran tari Bedhaya Ketawang adalah layaknya pengantin putri Kraton Surakarta. Hal tersebut dikarenakan tari Bedhaya Ketawang merupakan reaktualisasi pernikahan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul, sehingga busana yang dikenakan haruslah busana pengantin, yang lazim disebut sebagai Basahan. Busana tersebut meliputi kain dodot, samparan, serta sondher. Dodot merupakan kain yang memiliki ukuran 2 atau 2,5 kali kain panjang biasa, hingga panjang dodot bisa mencapai 3,75 hingga 4 meter. Pada masa lalu, kain ini hanya dikenakan oleh raja dan keluarga serta kaum ningrat untuk upacara tertentu, sepasang pengantin keraton, serta penari Bedhaya dan Serimpi.
Sebagaimana pengantin, maka dodot yang digunakan bermotif alas-alasan. Tarian ini memiliki dua penari utama, yaitu batak dan endhel ajeg yang dapat dibedakan dari warna dodot mereka. Meskipun memiliki motif yang sama yaitu alas-alasan, tetapi warnanya berbeda. Batak dan endhel ajeg mengenakan dodot alas-alasan berwarna hijau gelap yang disebut dodot gadung mlathi, sedangkan 7 penari lainnya mengenakan dodot alas-alasan berwarna biru gelap yang disebut dodot bangun tulak.
Kata bangun tulak berasal dari kata bango dan tulak. Bango merupakan nama sejenis burung yang dipercaya memiliki umur yang sangat panjang. Sementara itu tulak berarti mencegah bala atau kejahatan. Versi lain kain alas-alasan adalah gadhung mlathi yang memiliki lapisan bawah berwarna hijau sesuai dengan makna gadhung dan lapisan tengah berwarna putih sebagaimana warna bunga melati. Kain tersebut dikenakan sebagai bentuk penghormatan pada Kanjeng Ratu Kidul, karena dipercaya beliau sangat menyukai warna hijau. Selain itu hijau merupakan simbol kemakmuran, ketentraman, dan rasa ketenangan. Lembaran kain dodot tersebut dihiasi dengan motif alas-alasan, yang berarti rimba raya. Penamaan ini berkaitan dengan elemen-elemen yang membentuk motif tersebut, yaitu penggambaran seisi belantara yang meliputi aneka jenis hewan dan tumbuhan, yaitu:
a.     Ragam hias garuda
b.     Ragam hias kura-kura
c.      Ragam hias ular
d.     Ragam hias burung
e.     Ragam hias Meru
f.     Ragam hias Pohon Hayat
g.     Ragam hias Ayam Jantan
h.     Ragam hias kijang
i.       Ragam hias gajah
j.       Ragam hias burung bangau
k.      Ragam hias harimau
l.       Ragam hias motif kawung

 
Selanjutnya dikenakan sondher, yaitu kain panjang menyerupai selendang yang dikenakan untuk menari. Untuk mendukung tata busana penari Bedhaya Ketawang, maka wajah para penari tersebut juga dirias selayaknya pengantin. Untuk itu pada bagian dahi dilukiskan beberapa bentuk, yaitu:
1. gajahan, bentuk seperti setengah bulatan telur bebek, letak di tengah-tengah dahi  ± 3 cm di atas kedua pangkal alis dengan lebar pada pangkal dahi ± 4 cm. apabila ditarik garis lurus pada ujungnya secara vertical tepat pada ujung hidung. Merupakan lambang kendaraan raja yang menyimbolkan kedudukan luhur, sesuatu yang paling tinggi, paling besar, dan paling baik agar menjadi manusia sempurna.
2. pengapit, berbentuk ngudup kanthil yaitu seperti kuncup bunga kanthil. Bentuk ini terletak pada dahi, mengapit di kanan kiri bentuk gajahan. Kedua ujung pengapit jika ditarik dengan garis lurus akan bertemu di suatu titik antara kedua pangkal alis. Titik yang merupakan pusat dari semua unsur bentuk paes dan disebut cihna. Lebar pengapit pada pangkal dahi ± 2 cm. Merupakan pendamping kiri-kanan, yang menyimbolkan bahwa meskipun sudah menjadi manusia sempurna harus selalu waspada terhadap sifat buruk pendamping kiri. Pendamping kanan sebagai pemomong akan selalu setia mengingatkan melalui suara hati agar tetap kuat dan teguh imannya.
3. penitis berbentuk seperti setengah bulatan telur ayam pada bagian ujung. Bentuk ini mempunyai ukuran lebih kecil dari pada gajahan. Ada dua penitis seperti halnya pengapit, bentuk ini terletak pada bagian luar dari pengapit kanan dan pengapit kiri. Ujung penitis menghadap ke ujung alis. Merupakan symbol kearifan dan harapan agar mempunyai tujuan yang tepat.
4. godheg berbentuk seperti kudhup atau kuncup bunga turi dengan ukuran mirip dengan pengapit. Bentuk ini berada di dekat telinga kanan dan kiri. Pembuatan godheg dimulai dari atas telinga turun melengkung sampai di depan telinga. Melambangkan bahwa manusia harus mengetahui asal usul dari mana ia datang dan ke mana harus pergi. Manusia diharapkan dapat kembali ke asal dengan sempurna.
5. alis penari berbentuk menyerupai tanduk kijang bercabang satu atau disebut menjangan ranggah. Melambangkan bahwa agar dapat mengatasi segala serangan buruk dari beberapa arah harus selalu waspada dan bijaksana atau “tanggap ing sasmita”.
Bentuk-bentuk tersebut dioles dengan lotha yaitu ramuan berwarna hijau yang dibuat dari campuran malam kote, minyak jarak, dan daun dhandhang gula. Pada jaman dahulu ramuan tersebut dibuat dari daun yang berbau wangi, disebut daun dhandhang gendhis, sehingga rias wajah penari tersebut disebut paes dhandhang gendhis.
   Sebagaimana pengantin, maka rambut para penari Bedhaya Ketawang juga disanggul, yang disebut sebagai sanggul bokor mengkurep. Disebut demikian karena bentuknya yang menyerupai bokor yang tengkurap. Sanggul ini ditutup dengan rajutan melati dan dihias  dengan bunga tiba dhadha yang dibuat dari roncean melati berbentuk bulat panjang sampai tengah paha. Keanggunan dan keagungan tata busana dan rias tersebut ditunjang dengan pemakaian seperangkat perhiasan yang biasa dikenakan pengantin, yang disebut raja keputren, meliputi cundhuk jungkat, centhung, subang, 9 buah cundhuk mentul, garuda mungkur, kalung, kelat bahu, slepe, serta cincin.






JAWA BARAT : TARI JAIPONG

Tari Jaipongan adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.
Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.
Di Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.
Tari Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat, terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni hingga menjadi kesenian Pong-Dut.





Sabtu, 15 September 2012

Puisi Gunung

Gunung...
Engaku sangat indah ketika ku lihat...
Engkau sangat menarik ketika ku pandang....

Daun-daun di pohon melambai-lambai tertiup angin....
Bagai mengucap salam perpisahan kepadaku....
Keelokanmu yang dulu pernah ku lihat...

Kini menjadi hilang....
Sekarang kini aku tak bisa melihat hijau daunmu seperti dulu yang pernah aku lihat.....
Kini suara burung yang selalu aku dengar saat aku bermain disana kini menjadi hilang....

Gunung....
Aku ingin engkau kembali seperti dahulu yang selalu indah dan menarik...

Jumat, 14 September 2012

Macam-macam Virus di Internet dan Komputer

Saya akan membahas macam-macam virus di internet dan komputer, langsung aja yaa :D
CEKIDOT :



1)    Virus Win32.Zafi.D
-) Virus Win32.Zafi>d mempunyai nama lain : Win32.Zafi.d!ZIP, atau Win#@/Zafi.d . Worm atau W32/Zafi.d@MM. Virus Win32.Zafi.d menyebar melalui e-mail dan melalui hubungan langsung dua komputer.
            Virus Win32.Zafi.d bekerja dengan cara mengopy diri secara otomatis ke folder yang ada di windows dengan file Norton Update.exe. Selain itu,  virus ini juga mengopy dengan sendirinya folder yang mengandung nama share, upload atau musik seperti : ICQ 2005a new!.exe. atau winamp 5.7 new!.exe.
    Untuk menyebarkan diri, Virus ini akan berusaha masuk dalam atthachment e-mail yang dikirim melalui komputer yang sudah terinfeksi virus. File-file yang sering ditumpangi oleh Virus Win32.Zafi.d adalah sebagai berikut : HTM, WAB, TXT, DBX, TBB, ASP, PHP, SAHT, ADB, MBX, EML, dan PMR.
2)    Virus Matcher
-) Virus Matcher menyebar melalui e-mail. Pada e-mail yang dimasukinya akan ada pesan : Cobalah program ini untuk mencocokan sifat anda untuk mendapatkan lawan jenis. Menerima pesan seperti ini, penerima e-mail akan mudah terkecoh karena tertarik, penasaran dan sebagainya. Penerima e-mail akan mengeklik file atthachment “matcher.exe.” yang disertakan dalam e-mail tersebut dan virus pun mulai menyebar.
    Virus Matcher akan membebani mail server dan akibatnya mail server akan kelebihan beban dan tidak berfungsi.


3)    Virus Opaserv.K
-) Virus Opaserv.K adalah varian dari virus Opaserv. Opaserv.K menyebar melalui  jaringan lokal (LAN) dan Internet. Virus ini mempunyai kemampuan untuk menghancurkan Harddisk komputer yang terinfeksi.
4)    Worm My Doom
-) My Doom menyebar melalui atthachment e-mail. Subjek e-mail dibuat seolah-olah menyatakan isi e-mail : critical, update, dokumen, video klip, atau bahkan gambar porno sehingga penerima e-mail dapat dikelabui.
5)    Virus  JPEG
-) Virus JPEG menyebar melalui aplikasi Instant messeger  Amerika Online. Virus ini juga menyebar melalui mailling list virus ini mampu menganggu sistem komputer. Virus ini juga memasang backdoor  yang memungkinkan pihak tak bertanggung  jawab  mengambil alih komputer anda.
6)    Worm Sasser
-) Worm sesser memanfaatkan kelemahan sistem operasi windows, virus ini akan menyebabkan komputer melakukan restart sendiri. Worm sasser mempunyai beberapa varian antara lain sasser.a, sasser.b, sasser.c, dan sasser.d. virus ini menginfeksi komputer yang menggunakan sistem operasi windows 2000, windows XP, dan windows sserver 2003 tanpa melalui e-mail atau file lampiran
7)    Worm Netsky.B
-) Worm netsky.B menyebar melalui Internet dan melancarkan serangan melalui e-mail. Worm netsky.B mampu menyebar secara luas karena memiliki SMTP (Simple Mail Transfer Protocol ) engine sendiri.  SMTP engine adalah protokol TCP/IP yang digunakan untuk mengirim dan menerima e-mail.
Jika masuk kedalam sebuah jaringan komputer. netsky.B  mampu memperbanyak dirinya 300 kali dan menambahkan ratusan file ke komputer korban.

8)    Virus Wirmark-D
-) Virus Wirmark-D merupakan virus jenis worm. Virus ini meyebar melalui e-mail dan gambar porno. Virus ini akan mematikan antivirus yang terdapat di komputer korban dan menyebarkan diri ke alamat e-mail yang terdapat di buku alamat korban .
9)    Virus Tsunami
-) Virus ini menyebar melalui e-mail. Dengan menggunakan subjek “Tsunami donation! Please help!” lalu jika attachment dibuka / dijalankan maka virus akan mengirim e-mail tersebut secara otomatis ke alamat e-mail yang terdapat di address book.
10)    Virus Rbot-GR
-) Virus Rbot-GR mempunyai kemampuan untuk memata-matai gerak-gerik para korban. Virus ini dapat diaktifkan hanya melalui webcams. Virus ini memungkinkan pembuat virus dapat mengintip dan melihat korban secara life. Virus ini sifatnya diam sehingga korban tidak mengetahui komputernya sudah terinfeksi oleh virus ini.
11)    Virus  sober.I
-) Virus sober.I memiliki kemampuan menyebarkan dirinya melaluiattachment e-mail yang berbahasa Jerman dan Inggris. Virus ini memiliki kemampuan memilih sasaran, hanya menyerang negara yang dikirimi e-mail dengan domain .at, .ch, .de, dan .li serta e-mail yang exstensi gmx, misalnya gmx,de. Yang dikirim melalui bahasa Jerman. Dalam beberapa kasus, Virus ini berjalan secara tidak sempurna dan Pembersihannya hanya dapat dilakukan secara manual.
12)    Trojan Horse Xombe
-) Virus trojan horse xombe atau dlader.L menyebar melalui e-mail spam dengan file attachment yang seolah-olah menawarkan software update windows XP dari microsoft. Pada saat di esekusi virus tersebut akan menginstal dirinya dikomputer korban. Setelah diinstall, virus xombe akan terhubung ke sebuah website dan kemudian mendownload dan menginstal program lain yang disebut Mssvc-A.Xombe dianggap tidak terlalu berbahaya dan tidak dapat memperbanyak diri. Virus ini dikimim melalui e-mail spam yang jarang di buka orang.


Itu Macam-macam Virus di Internet dan Komputer jika ada kekurangan saya mohon maaf :)

Rabu, 12 September 2012

Kisah Abu Bakar as-Siddiq r.a

Kisah Abu Bakar as-Siddiq r.a

Abu bakar as-Siddiq r.a dilahirkan pada tahun 571 M atau dua tahun setelah Nabi Muhammad saw. Pada masa kecilnya, ia diberi nama Abdul Ka’bah. Nama itu pemberian Ibunya yang bernazar untuk memberikan nama itu ketika sedang hamil. Setelah masuk Islam, namanya diubah menjadi Abdullah bin Abi Kuhafah at-Taimi.
Ayahnya bernama Usman (disebut juga Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Sa’d bin Taimi. Ibunya bernama Ummu Khair Salma bin Sakhr. Kedua orang tuanya berasal dari suku Taimi yang banyak melahirkan tokoh terhormat.
Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Karena ia adalah orang yang paling cepat masuk Islam. Dalam bahasa Arab, Bakar  berarti Bersegera. Abu Bakar memelu Islam dengan segera setelah diajak Nabi Muhammad saw. tanpa berpikir panjang. Adapun gelar as-Siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. Dalam berbagai peristiwa, terutama peristiwa Isra dan Mikraj.
Pada masa kecilnya, Abu Bakar as-Siddiq dikenal sebagai anak yang baik, sabar , jujur dan lemah lembut. Dengan itulah,  membuat Abu Bakar as-Siddiq disukai masyarakat. Ia bersahabat dengan Nabi Muhammad saw. Sejak keduanya masih remaja. Setelah dewasa, Abu Bakar as-Siddiq mencari nafkah dengan berdagang. Beliau juga dikenal sebagai pedagang yang jujur dan dapat dipercaya dalam menjalankan usaha dagangnya.

Selasa, 04 September 2012

Biodata Personil Coboy Junior

COBOY JUNIOR - pasti udah gak asing lagikan dengan Boyband cilik satu ini, yupss Coboy Junior atau bisa dikenal Coboy Jr / CJR. Coboy Jr adalah Boyband Baru yang personilnya masih muda-muda dan memiliki bakat yang luar biasa mereka adalah Teuku Rizky Muhammad,Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan,Alvaro Maldini Siregar dan Bastian Bintang Simbolon. mau tau tentang biodata mereka? langsung aja yaaa berikut ini biodata tentang Personil Coboy Junior.

BIODATA COBOY JUNIOR

1. Teuku Rizky Muhammad


Nama Lengkap   : Teuku Rizky Muhammad
Nama Panggilan  : Kiki
T/T lahir              : 4 Januari 1998
Zodiak                : Capricon
Agama                : Islam
Sekolah               : SMP Negeri 4 Tangerang Selatan
Cita-cita              : Ingin jadi Penyanyi / komponis
Twitter                : @TeukuRyzki
Karir                   : Musikal Laskar Pelangi sebagai Mahar, Film layar lebar 5 Elang sebagai Anton

2. Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
Nama Lengkap   : Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
Nama Panggilan  : Iqbaal
T/T lahir              : Surabaya / 28 Desember 1999
Zodiak                : Capricon
Agama                : Islam
Sekolah               : SMP Global Islamic School Jakarta Timur
Cita-cita              : Ingin jadi Ustadz
Warna Favorit     : Ungu, Putih, Hitam
Twitter                : @iqbaale
Fp                      : Official FanPage – Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
Karir                  : Musikal Laskar Pelangi sebagai Trapani, Film layar lebar 5 Elang sebagai Rusdi

3. Alvaro Maldini Siregar

Nama Lengkap   : Alvaro Maldini Siregar
Nama Panggilan  : Aldi
T/T lahir              : 14 April 2000
Zodiak                 : Aries
Sekolah               : SMP Advent Jakarta
Cita-cita              : Ingin jadi Arsitek
Twitter                : @alvaromaldini1
Fp                      : Offiacial FanPage of Alvaro Maldini Siregar
Karir                  : Idola Cilik, Musikal Laskar Pelangi sebagai Lintang


4. Bastian Bintang Simbolon
Nama Lengkap   : Bastian Bintang Simbolon
Nama Panggilan  : Bastian / Babas
T/T lahir              : 21 September
Zodiak                : Libra
Agama                : Kristen
Sekolah              : SMP Advent Jakarta
Cita-cita             : Ingin jadi penemu robot tercanggih
Twitter                : @bastiansteel
Fp                      : Bastian Bintang
Karir                   : Idola Cilik , Musikal Laskar Pelangi sebagai kucai , Film layar lebar 5 Elang sebagai Aldi



Itu tadi Biodata Coboy Junior.. sekarang udah tau kan tentang Coboy Junior?? eitss tunggu dulu saya punya foto-foto tentang Coboy Jr tapi saya share sebagian aja ya :) ini langsung aja :






Senin, 03 September 2012

Nama Rumah Adat dan Lagu di Indonesia


RUMAH ADAT 



       Nama Daerah                  Nama Rumah Adat
  1. Aceh                           : Rumah Aceh
  2. Sumatra Utara             : Rumah Balai Batak Toba
  3. Sumatra Barat             : Rumah Gadang
  4. Sumatra selatan           : Rumah Rakit
  5. Riau                            : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
  6. Jambi                          : Rumah Panggung
  7. lampung                      : Nuwo Sesat
  8. bengkulu                     : Rumah bubungan limas
  9. Jakarta                        : Joglo
  10. Jawa Barat                  : Kasepuhan
  11. Jawa Tengah                : Joglo
  12. Jawa Timur                  : Joglo
  13. Yogyakarta                  : Joglo
  14. Bali                              : Natah/Natar
  15. NTB                            : Dalam Loka Samawa
  16. NTT                            : Sao Ata Nuas Lakitana
  17. Kalimantan Barat         : Ruamah Pajang (bentang)
  18. Kalimantan Timur         : Rumah Lamin
  19. Kalimantan Tengah      : Rumah Bentang
  20. Kalimantan Selatan      : Rumah Banjar
  21. Sulawesi Utara            : Rumah Adat dari Batang Mangandow
  22. Sulawesi Tenggara       : Laikas
  23. Sulawesi Tengah          : Souraja/Rumah Besar
  24. Sulawesi Selatan          : Tongkonan/Rumah Toraja
  25. Maluku                       : Baileo
  26. Irian Jaya                    : Rumah Kari Wari

LAGU

  1. Jakarta  : Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang Bulan
  2. Maluku : Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, Tanase
  3. Melayu : Tanjung Katung
  4. Aceh: Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit
  5. Kalimantan Selatan : Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat
  6. Nusa Tenggara Timur : Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
  7. Sulawesi Selatan : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong
  8. Sumatera Utara : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Tapian Nauli
  9. Papua/Irian Barat : Apuse, Yamko Rambe Yamko
  10. Sumatera Barat : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang Talu
  11. Jambi : Batanghari, Soleram
  12. Jawa Barat : Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
  13. Kalimantan Barat : Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran, Alon-Alon
  14. Sumatera Selatan : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai
  15. Banten: Dayung Sampan
  16. Sulawesi Utara : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo
  17. Jawa Tengah : Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan
  18. Nusa Tenggara Barat: Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe Onana, Tutu Koda
  19. Kalimantan Timur : Indung-Indung
  20. Jambi: Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
  21. Kalimantan Tengah: Kalayar
  22. Jawa Timur : Keraban Sape, Tanduk Majeng
  23. Bengkulu : Lalan Belek
  24. Bali : Mejangeran, Ratu Anom
  25. Sulawesi Tenggara : Peia Tawa-Tawa
  26. Yogyakarta : Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah
  27. Sulawesi Tengah : Tondok Kadadingku, Tope Gugu
  28. Sulawesi Barat : Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma’pararuk 
  29. Gorontalo : Hulondalo li Pu’u , Bulalo Lo Limutu , Wanu Mamo Leleyangi